SUKU
MANDAR
Suku Mandar
|
Jumlah populasi
|
Kurang lebih 1 juta di
Indonesia (2010)
|
Kawasan
dengan jumlah penduduk yang signifikan
|
Sulawesi Barat, Indonesia: 565.225.
Sulawesi Selatan, Indonesia: 489.986. Kalimantan Selatan, Indonesia: 49.322. Kalimantan Timur, Indonesia: 33.000. |
Kelompok
etnis terdekat
|
Suku
Mandar adalah salah satu suku yang menetap di Pulau Sulawesi bagian barat dan
selatan . Suku ini menetap di wilayah Kabupaten Polewali, Mandar dan
Majene.
1.Sistem peralatan&perlengkapan hidup
·
perahu layar penisi
·
Sandeq (Perahu Khas Suku Mandar)
·
rumah adat boyang
2.
Sistem mata pencaharian
Mereka ini tinggal di kota-kota terutama
di Makassar.Adapun mereka yang tinggal di desa-desa di daerah pantai, mencari
ikan merupakan suatu mata pencarian hidup yang amat penting. Dalam hal ini
orang Mandar menangkap ikan dengan perahu-perahu layar sampai jauh di laut.
Orang Mandar terkenal sebagai suku-bangsa pelaut di Indonesia yang telah
mengembangkan suatu kebudayaan maritim sejak beberapa abad lamanya.
Perahu-perahu layar mereka telah mengarungi perairan Nusantara dan lebih jauh
dari itu telah berlayar sampai ke Srilangka dan Filipina untuk berdagang.Bakat
berlayar yang rupa-rupanya telah ada pada orang Mandar, akibat kebudayaan
maritim dari abad-abad yang telah lampau itu. Sebelum Perang Dunia ke-II,
daerah Sulawesi Selatan merupakan daerah surplus bahan makanan, yang mengekspor
beras dan jagung ke tempat-tempat lain di Indonesia. Adapun kerajinan
rumah-tangga yang khas dari Sulawesi Selatan adalah tenunan sarung sutera dari
Mandar.
3. Sistem
kemasyarakatan
Masyarakat Mandar mengenal pelapisan
sosial. Sebagai masyarakat yang pernah berbentuk kerajaan, mereka mengenal tiga
lapisan sosial, yakni lapisan atas yang terdiri atas golongan bangsawan
(Todiang Laiyana), golongan orang kebanyakan (Tau Maradika), dan lapisan budak
(Batua). Golongan bangsawan memiliki gelar kebangsawanan yaitu Daeng bagi
"bangsawan raja" dan Puang bagi "bangsawan adat".
Sistem kekerabatan orang Mandar
ditandai oleh beberapa periode, antara lain : periode Tomakala, ketika
pemerintahan belum teratur dan hukum belum ada; periode transisi (Pappuangang),
ketika hubungan sosial dalam masyrakat mulai menampakkan polanya: periode penuh
tata cara, aturan, nilai yaitu periode Arajang.
Pada
jaman ini raja tidak lagi berkuasa secara turun temurun akan tetapi dipilih
oleh lembaga adat (hadat). Dalam tradisi Mandar, destar yang miring ke kiri
bermakna isyrat bahwa raja harus mengoreksi diri dan kebijaksanaannya. Menurut
pandangan orang Mandar, raja dianggap buruk (sikap/perilaku maupun
kepemimpinannya) bila raja ditinggalkan rakyat.
4. Bahasa
Bahasa yang dipakai orang Mandar
adalah bahasa Mandar dengan 5 dialek, yaitu : Balanipa, Majene, Pamboang, Koneq-koneqe dan Awok Sumakengu
5. Kesenian
1. Sandeq (Perahu Khas Suku Mandar)
2.kerajinan
rumah-tangga yang khas dari Sulawesi Selatan adalah tenunan sarung sutera dari
Mandar.
3.
Kuda Pattuddu" (Kuda Menari) Budaya Suku Mandar
seekor kuda akan di hias sedemikian rupa layaknya kuda tunggangan seorang
raja. Sementara untuk penunggangnya adalah warga suku Mandar yang sudah tamat
dalam membaca Alquran, dihiasi memakai baju adat (baju 'bodo') lengkap dengan
aksesorisnya serta dipayungi payung kehormatan kerajaan yang disebut 'Lallang
Totamma'.
4. Upacara adat suku
Mandar di Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kota Baru,
yaitu "mappando'esasi" (bermandikan
air laut).
6. Sistem
pengetahuan
Asal-usul kesatuan Lita atau Tana
Mandar,di jelaskan bahwa Pitu Ulunna Salu (Tujuh Hulu Sungai) dan Pitu Ba, Bana
Binanga (Tujuh Muara Sungai), adalah Negara Wilayah (Kesatuan) Mandar. Orang
-orang dari wilayah permukiman itu, merasa bersaudara semuanya. Orang Mandar
percaya bahwa mereka berasal dari satu nenek moyang (Leluhur), yaitu Ulu Sa’
dan yang bernama Tokombong di Wura, (Laki-laki) dan Towisse di Tallang
(Perempuan). Mereka itu di sebut juga To-Manurung di Langi.
Suku Mandar selama ini di kenal sangat
kuat dengan budayanya.Mereka menjunjung tinggi tradisi, bahasa dan adat
istiadatnya. Filosofi hidup mereka berbeda dengan suku Bugis, Makassar, Toraja
dan suku lainnya yang berdekatan dengan lingkungan kehidupan mereka di
Sulawesi. Suku Mandar di kenal teguh dengan prinsip hidupnya.Pada abad ke-20
karena banyak gerakan-gerakan pemurnian ajaran islam seperti Muhammadiyah, maka
ada kecondongan untuk menganggap banyak bagian-bagian dari panngaderreng itu
sebagai syirik, tindakan yang Taik sesuai dengan ajaran Islam, dan karena itu
sebaiknya ditinggalkan. Demikian Islam di Sulawesi Selatan telah juga mengalami
proses pemurnian.
7. Sistem
religi
Sekitar
90% dari Suku Mandar adalah pemeluk agama Islam, sedangkan hanya 10% memeluk
agama Kristen Protestan atau Katolik. Umat Kristen atau Katolik umumnya terdiri
dari pendatang-pendatang orang Maluku, Minahasa, dan lain-lain atau dari orang
Toraja.
A.
Analisis
pandangan PLS setiap suku
1.
Proses Belajar
Kebudayaan Sendiri
Suku
Mandar di kenal teguh dengan prinsip hidupnya.Pada abad ke-20 karena banyak
gerakan-gerakan pemurnian ajaran islam seperti Muhammadiyah,
2.
Layanan dan
Akses Pendidikan Masyarakat
Sebagai mahasiswa pls kita dituntut sebagai
fasilitator dan motivator yang handal di kalangan masyarakat. Dilihat dari
kearifan lokalnya Suku Mandar membutuhkan peningkatan pengelolaan perkebunan agar
lebih memberikan hasil yang maksimal. Disamping itu perlu dilakukan budi daya
ikan cakalang dan penyu yang mempunyai nilai jual tinggi untuk meningkatkan
pendapatan daerah.

Wanita
Mandar dari kalangan ningrat


Tidak ada komentar:
Posting Komentar