PENGENALAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DEFINISI PERKEMBANGAN
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau
tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth)
berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti
pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapanperkembangan(a stage
of development).(McLeod, 1989)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti
mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi
bertambah sempurna dalam hal kepribadian,
pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
Selanjutnya, Dictionary of pyscology di atas secara lebih
jelas merinci pengertian perkembangan sebagai berikut:
a. The progressive and continous change in the organism from
birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang perogresif dan
terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hinggamati.
b.Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c. Change in the shape and integration of bodily parts into
function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan
bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang fungsional.
d. Maturation or the appearance of fundamental pattern of
unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan
pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan pengertian dari perkembangan di atas, penyusun berkesimpulan bahwa
perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke
arah yang lebih maju dan sempurna.
Bagian – bagian psikologi perkembangan
·
Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya
bersifat biologis (Allport, 1957). Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan
fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan manusia.
(sunarto : 79) Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari
konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi
normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image,
self concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini
mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan
kuantiatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan,
proporsi tingi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembngan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara
kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti
otot, peredaran darah dan pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan
pencernaan.
·
Perkembangan Kognitif
Kemampuan berfikirlah yang membedakan manusia dengan hewan.
Dibawah ini merupakan bagiam – bagian dari perlembangan kognitif
pada manusia :
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);
(2) rnentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis,estetis ekonomis, sosial, politis, religius, dan kultural);
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);
(2) rnentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;
(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis,estetis ekonomis, sosial, politis, religius, dan kultural);
(4) mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai
informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan
rencana kepada orang lain.
·
Perkembangan
Personal dan Social.
Hubungan
sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan
demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.
Syamsu
Yusuf:21-22 (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula
diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan
saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pakar psikologi yang mengembangkan
teori perkembangan personal dan sosial adalah Erik Erikson.sesuai dengan teori
komprehensif tentang perlembangan social yang dikembangkannya, maka dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya setiap manusia menempuh langkah yang berlainan satu
dengan yang lain. Dalam teorinya dia menyatakan bahwa manusia hidup dalam
kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan menyediakan segala hal yang di
butuhkan oleh manusia, namun sesuai dengan minat, kemampuan dan latarbelakang
kebudayaanya maka berkembang kelompok-keompok social yang beranekaragam.
(sunarto : 135) Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati
delapan tahap psikososial, yaitu:
1. Tahap kepercayaan VS
ketidakpercayaan (0 – 1 tahun)
Jika
pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan.
Apabila diasuh dengan negatif atau diabaikan akan menimbulkan rasa
ketidakpercayaan.
2. Tahap
otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)
Pada
tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka akan menegaskan
independensi dan menyadari kehendaknya sendiri. Jika bayi terlalu banyak
dibatasi, mereka akan mengembangkan sikap malu dan ragu.
3. Tahap
inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)
Pada
tahap ini anak akan mempunyai inisiatif apabila mengemban tanggung jawab. Anak
akan merasa bersalah bila tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.
4.
Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10 tahun)
Saat
imajinasi mereka berkembang, anak yang punya inisiatif akan bersemangat untuk
belajar. Bahayanya, anak menjadi rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.
5.
Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20 tahun)
Pada
tahap ini, apabila remaja diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi guna
memahami identitasnya, remaja akan menemukan identitasnya. Bila tidak diberi
kesempatan remaja akan mengalami kebingungan mengenai identitas dirinya.
6. Tahap
intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)
Pada
tahap ini, setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan
yang positif dengan orang lain. Bila tidak, orang akan terisolasi secara
sosial.
7. Tahap
generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)
Pada
tahap ini orang dewasa akan membantu generasi muda untuk mengembangkan hidup
yang berguna. Di sisi lain ada pula orang dewasa yang tidak melakukan apapun
untuk membantu generasi muda.
8.
Tahap integritas VS putus asa (60 tahun ke atas)
Pada
tahap ini orang tua akan merenungi kembali hidupnya. Apabila evaluasinya
positif, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Apabila evaluasinya
negatif, mereka akan putus asa.
Perkembangan sosial lebih diwarnai
dengan dua aktivitas yang berlawanan yaitu otonomi dan keterikatan. Di sisi
lain remaja dapat mengatur diri sendiri dan mencapai kebebasan (otonomi), di
sisi lain remaja masih terikat hubungan dengan orang tua.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan sosial antara lain: (sunarto :131)
-
keluarga : Cara mendidik anak
yang digunakan orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.
-
sekolah : Di sekolah, guru
memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi anak.
-
masyarakat : Penerimaan dan penghargaan secara baik dari masyarakat
terhadap diri anak mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra diri yang
positif dan rasa percaya diri yang mantap.
·
Pengertian Perkembangan Kepribadian
Secara
etimologis, kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis
berasal dari Bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Personal
biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan
satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya
berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia
tertentu. Misalnya, seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan
sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran
pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan
(seperti fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).
1.Fisik.
Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur
tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak
cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau
cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
2.Intelegensi.
Tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Idividu yang intelegensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami
hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.Keluarga.
Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.
Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis,
dalam arti orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan
dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut
cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang
broken home, kurang harmonis, orangtua bersikap keras terhadap anak atau tidak
memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan
kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam
penyesuaian dirinya.
KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Psikologi
perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas
tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada
manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan
dan interaksi lingkungan.
Perkembangan
ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .
Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan. Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.
Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan. Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.
Istilah
perkembangan sendiri mulanya berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini
kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi . Oleh karena itu ada istilah
lain yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut psikologi perkembangan yaitu:
genetic psychology (psikologi genetik), kata ini berasal dari kata genese yang
artinya pertumbuhan, untuk selanjutnya ada sebagian ahli yang menggunakan
istilah Child Psychology (psikologi anak), hal ini disebabkan karena dalam
kenyataan pembahasannya lebih banyak diperhatikan tentang perkembangan bayi,
anak, dan remaja.
Reese
dan Lipsitt (1970) meringkas berbagai usaha untuk membedakan psikologi
perkembangan, psikologi anak, dan perkembangan anak. Mereka menggambarkan
psikologi perkembangan sebagai studi tentang perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan perubahan umur manusia. Kemudian mereka menguraikan studi
perkembangan tingkah laku selama masa kanak-kanak sebagai bagian dari psikologi
perkembangan yang disebut sebagai psikologi anak .Konsep perkembangan sendiri
dirumuskan oleh H. Werner (1957) sebagai berikut: “Perkembangan sejalan dengan
prinsip orthogenetis yang mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung dari
keadaan yang global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap” .
Suatu definisi yang
relevan juga dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “Perkembangan psikologis
merupakan proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat
lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Umur kalender di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan
merupakan suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang
ada”. Konsep perkembangan menurut pandangan islam juga disebutkan dalam
ayat Al-Qur’an, sebagai salah satu contoh adalah firman Allah dalam
QS.As-Sajdah ayat 9 yang artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”. Faktor
perkembangan yang bersifat fisik digambarkan pada pendengaran dan penglihatan,
sedangkan yang bersifat psikis ada pada hati manusia yang mana kedua faktor ini
dipengaruhi kematangan biologis, dalam ayat disebutkan dengan diciptakannya
tubuh yang sempurna, dan interaksi lingkungan yang mana ditiupkannya roh
ciptaan-Nya dalam tubuh manusia dengan dibekali akal dan nafsu yang cenderung
menyukai keindahan dunia.
Caesars Casinos & Gambling Locations - Dr. Maryland
BalasHapusFind 의정부 출장샵 the best casino 거제 출장샵 gambling in Maryland. 계룡 출장안마 In addition to online gambling, 충청남도 출장마사지 Harrah's Casino locations offer 고양 출장마사지 slots, blackjack, roulette, video poker and