Sabtu, 10 Maret 2012

PENGENALAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


PENGENALAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DEFINISI PERKEMBANGAN
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapanperkembangan(a stage of development).(McLeod, 1989)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian,
pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
Selanjutnya, Dictionary of pyscology di atas secara lebih jelas merinci pengertian perkembangan sebagai berikut:
a. The progressive and continous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hinggamati.
b.Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c. Change in the shape and integration of bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang fungsional.
d. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan pengertian dari perkembangan  di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.

Bagian – bagian psikologi perkembangan
·         Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957). Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan manusia. (sunarto : 79) Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembngan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.


·         Perkembangan Kognitif
Kemampuan berfikirlah yang membedakan manusia dengan hewan.
Dibawah ini merupakan bagiam – bagian dari perlembangan kognitif pada manusia :
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);

(2) rnentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;

(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis,estetis ekonomis, sosial, politis, religius, dan kultural);
(4) mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain.
·         Perkembangan Personal dan Social.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.
Syamsu Yusuf:21-22 (2007)  menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pakar psikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial adalah Erik Erikson.sesuai dengan teori komprehensif tentang perlembangan social yang dikembangkannya, maka dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya setiap manusia menempuh langkah yang berlainan satu dengan yang lain. Dalam teorinya dia menyatakan bahwa manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan menyediakan segala hal yang di butuhkan oleh manusia, namun sesuai dengan minat, kemampuan dan latarbelakang kebudayaanya maka berkembang kelompok-keompok social yang beranekaragam. (sunarto : 135) Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial, yaitu:
1. Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1 tahun)
    Jika pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan. Apabila diasuh dengan negatif atau diabaikan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan.
2. Tahap otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)
    Pada tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka akan menegaskan independensi dan menyadari kehendaknya sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka akan mengembangkan sikap malu dan ragu.
3. Tahap inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)
    Pada tahap ini anak akan mempunyai inisiatif apabila mengemban tanggung jawab. Anak akan merasa bersalah bila tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.
4. Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10 tahun)
    Saat imajinasi mereka berkembang, anak yang punya inisiatif akan bersemangat untuk belajar. Bahayanya, anak menjadi rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.
5. Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20 tahun)
    Pada tahap ini, apabila remaja diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi guna memahami identitasnya, remaja akan menemukan identitasnya. Bila tidak diberi kesempatan remaja akan mengalami kebingungan mengenai identitas dirinya.
6. Tahap intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)
    Pada tahap ini, setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain. Bila tidak, orang akan terisolasi secara sosial.
7. Tahap generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)
    Pada tahap ini orang dewasa akan membantu generasi muda untuk mengembangkan hidup yang berguna. Di sisi lain ada pula orang dewasa yang tidak melakukan apapun untuk membantu generasi muda.
8. Tahap integritas VS putus asa (60 tahun ke atas)
    Pada tahap ini orang tua akan merenungi kembali hidupnya. Apabila evaluasinya positif, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Apabila evaluasinya negatif, mereka akan putus asa.
Perkembangan sosial lebih diwarnai dengan dua aktivitas yang berlawanan yaitu otonomi dan keterikatan. Di sisi lain remaja dapat mengatur diri sendiri dan mencapai kebebasan (otonomi), di sisi lain remaja masih terikat hubungan dengan orang tua.
   
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial antara lain: (sunarto :131)
- keluarga       : Cara mendidik anak yang digunakan orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.
- sekolah        : Di sekolah, guru memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi anak.
- masyarakat  : Penerimaan dan penghargaan secara baik dari masyarakat terhadap diri anak mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra diri yang positif dan rasa percaya diri yang mantap.

·         Pengertian Perkembangan Kepribadian
Secara etimologis, kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari Bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Personal biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya, seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).
1.Fisik. Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
2.Intelegensi. Tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Idividu yang intelegensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.Keluarga. Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, dalam arti orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orangtua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya.


 KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan.
Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .
Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan. Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.
Istilah perkembangan sendiri mulanya berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi . Oleh karena itu ada istilah lain yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut psikologi perkembangan yaitu: genetic psychology (psikologi genetik), kata ini berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan, untuk selanjutnya ada sebagian ahli yang menggunakan istilah Child Psychology (psikologi anak), hal ini disebabkan karena dalam kenyataan pembahasannya lebih banyak diperhatikan tentang perkembangan bayi, anak, dan remaja.
Reese dan Lipsitt (1970) meringkas berbagai usaha untuk membedakan psikologi perkembangan, psikologi anak, dan perkembangan anak. Mereka menggambarkan psikologi perkembangan sebagai studi tentang perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan perubahan umur manusia. Kemudian mereka menguraikan studi perkembangan tingkah laku selama masa kanak-kanak sebagai bagian dari psikologi perkembangan yang disebut sebagai psikologi anak .Konsep perkembangan sendiri dirumuskan oleh H. Werner (1957) sebagai berikut: “Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis yang mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan yang global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap” .
Suatu definisi yang relevan juga dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “Perkembangan psikologis merupakan proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud. Umur kalender di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan merupakan suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada”. Konsep perkembangan menurut pandangan islam juga disebutkan dalam ayat Al-Qur’an, sebagai salah satu contoh adalah firman Allah dalam QS.As-Sajdah ayat 9 yang artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”. Faktor perkembangan yang bersifat fisik digambarkan pada pendengaran dan penglihatan, sedangkan yang bersifat psikis ada pada hati manusia yang mana kedua faktor ini dipengaruhi kematangan biologis, dalam ayat disebutkan dengan diciptakannya tubuh yang sempurna, dan interaksi lingkungan yang mana ditiupkannya roh ciptaan-Nya dalam tubuh manusia dengan dibekali akal dan nafsu yang cenderung menyukai keindahan dunia.

1 komentar:

  1. Caesars Casinos & Gambling Locations - Dr. Maryland
    Find 의정부 출장샵 the best casino 거제 출장샵 gambling in Maryland. 계룡 출장안마 In addition to online gambling, 충청남도 출장마사지 Harrah's Casino locations offer 고양 출장마사지 slots, blackjack, roulette, video poker and

    BalasHapus