Sabtu, 10 Maret 2012

PRINSIP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PRINSIP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Dr. H. Syamsul Yusuf dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja menjelaskan adanya 6 prinsip dalam perkembangan yaitu:
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu.
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Ø  Perubahan dalam Perbandingan
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proporsional antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu per andingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
Perubahan secara proporsional juga terjadi pada perkembangan mental Perbandingan antara yang tidak nil, yang khayal dengan hal- hal yang rasional. semakin.lama semakin besar. Artinya anak-anak masih banyak mengkhayal dan sedikit terdapat realita pada mereka, tetapi semakin lama akan semakin berubah ke sebaliknya, yakni banyak realita dan sedikit berkhayal. (sunarto : 40)
Dalam perkembangan sosial mereka juga sedikit demi sedikit berubah. Dan bermain sendiri, bermain dengan saudara, bermain dengan anak-anak tetangga, dan kemudian bermain dengan anak-anak lain pada lingkungan yang lebih luas
Ø  Berubah untuk Mengganti Hal-Hal yang Lama
Pada bayi terdapat kelenjar buntu yang disebut kelenjar thymus pada daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami atrophy (penyusutan) dan menghilang setelah dewasa. Pada bayi juga terdapat rambut rambut bayi yang lama kelamaan akan hilang.
Bahasa bayi yang semakin dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya Kebiasaan untuk ini kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan jalan.
(sunarto :40)
Ø  Berubah untuk Mempero1eh Hal-hal yang Baru
Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkt perkembangannya. Ketika dilahirkan, bayi belum mempunyaj gigi, beberapa waktunya kemudian gigi tersebut akan tumbuh.
Dilihat dari segi mental, akan bertambah perbendaharaan kata dan kekayaan bahasanya Nilai dan norma moral semakin meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh terutama dari lingkungan pendidik formal.
Pada bagian ini akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan penistiwa perkembangan manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu, dalam setiap tahapan perkembangan tersebut me ngandung kecakapan dan tingkat-tingkat pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan mengenai tugas-tugasnya. Seusai me nguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun akan kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap individu manusia.(sunarto :41)

Proses, Tugas, dan Hukum Perkembangan
Pada bagian ini akan penyusun bahas tahapan-tahapan atau urutan peristiwa perkembangan manusia dalam hubungannya dengan proses belajar. Di samping itu, dalam setiap tahapan perkembangan tersebut mengandung kecakapan dan tingkat-tingkat pencapaian tertentu, maka akan penyusun lengkapi dengan urutan mengenai tugas-tugasnya. Seusai menguraikan tugas-tugas perkembangan, penyusun akan kemukakan pula hukum-hukum, yakni patokan umum yang berlaku dalam setiap individu manusia.
*      Proses Perkembangan

Secara umum, proses ini dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang tenjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal mi juga berarti tahapan perubahan tingkah laku siswa, baikyang terbuka maupun yang tertutup).
Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam din siswa atau respons/reaksi yang ditimbulkan oleh siswa tersebut.
Proses perkembangan dengan pengertian seperti ini menurut Hurlock (1980) merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkem bangan (developmental changes). Manusia, menurut Elizabeth B. Hurlock, tak pemah statis atau mandek, karena perubahan-perubahan senantiasa teijadi dalam dininya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis maupuii yang bersifat psikologis.
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampal menjadi ‘person (dirinya sendiri) benlangsung dalam tiga tahapart.
1. tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2. tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).
3. tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi person (dirinya sendiri berlangsung dalam tiga tahapan.
1.tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).

2.tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dan rahim ibu ke alam dunia bebas).

3.tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi yang khas (development or selflsood).
Namun demikian, hanya enam fase yang akan penyusun bahas dalam buku m dalam kaitannya dengan tugas perkembangan yang erat hubungannya dengan proses belajar manusia. Pembatasan bahasan mengenai fase perkembangan mi sesuai dengan rancangan isi buku mi sebagaimana yang telah penyusun utarakan secara eksplisit dalam Bab Pendahuluan. Oleb karena itu, bagi anda khususnya para mahasiswa fakultas keguruan disarankan untuk mempelajari seluk-beluk perkembangan lebih luas dan mendalam melalui penelaahan buku-buku khusus psikologi perkembangan.
*      Tugas dan Fase Perkembangan
Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan penkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seining dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dalam hal mi tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Tugas belajar yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar keterampilan melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim tenjadi pada manusia normal. Di samping itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas per tersebut adalah:
1)karena adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu;

2) karena adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang benkembang itu sendini
3) karena adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya manusia hams belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan tensebut seyogianya selalu dipenhitungkan secara cermat oleh para orangtua dan guru sebagai sesuatu yang hams terjadi secara alamiah dan tepat pada waktunya. Perhatian orangtua dan juga guru (khususnya untuk fase rnasa sekolah) amat diperlukan.
*      Tugas-tugas Perkembangan
Tugas perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia di pandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar mereka mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan yang nyata.
(sunarto :42)
ini merupakan tugas perkembangan anak dari balita sampai usia anak awal.
tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut. (sunarto:43)
1. Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai dengan bubur susu, bubur beras, nasi, dan seterusnya.
2. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
3. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dan tubuh nya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
4. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.

5. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam anti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis.
6. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya.
7. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).

Adapun tugas-tugas perkembangan pada ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal. Tugas-tugas perkembangan ini di utamakan bagi anak  madya sampai akhir.
sebagai berikut:
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang, seperti kesadaran tentang harga din (self-esteem) dan kemampuan din (self efficacy).
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau aritmetika).
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari hari.

7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya

8. Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
9. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bentanggung jawab.
Tugas perkembangan fase remaja
Masa remaja (adolescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub- sub masa perkembangan sebagai berikut: 1) subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber; 2) subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun; 3) subperkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tententu.,
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.

2. Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).

3. Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.

4. Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri/suaminya.

5. Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.

6. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.

7. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku masyarakatnya.

8. Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.

Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah tua tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.

2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengemhangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau  istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase dewasa tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik baiknya bersama orang-orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan din sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan din dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan din dengan penikehidupan (khususnya dalam hal cara bersikap danbertindak) orang-orang yang berusia lanjut.






PENGENALAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


PENGENALAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DEFINISI PERKEMBANGAN
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapanperkembangan(a stage of development).(McLeod, 1989)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian,
pikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
Selanjutnya, Dictionary of pyscology di atas secara lebih jelas merinci pengertian perkembangan sebagai berikut:
a. The progressive and continous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang perogresif dan terus-menerus dalam diri organisme sejak lahir hinggamati.
b.Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c. Change in the shape and integration of bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah kedalam bagian-bagian yang fungsional.
d. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan pengertian dari perkembangan  di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.

Bagian – bagian psikologi perkembangan
·         Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport, 1957). Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan manusia. (sunarto : 79) Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body image, self concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
a. Perkembangan anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantiatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tingi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruh.
b. Perkembangan fisiologi
Perkembngan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah dan pernapasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.


·         Perkembangan Kognitif
Kemampuan berfikirlah yang membedakan manusia dengan hewan.
Dibawah ini merupakan bagiam – bagian dari perlembangan kognitif pada manusia :
(1) mengkodifikasikan, mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman pengamatan (observasi )-nya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi, fakta, dan data, konsep atau pengertian (concept and ideas), dalil atau kaidah atau hukum (principles) sampai kepada bentuk ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value systems);

(2) rnentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi tersebut di atas melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan kaidah-kaidah logika (diferensiasi, asosiasi, proporsi atau komparasi, kausalitas, prediksi, konkiusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan masalah (problem solving) dan mencari, mengkreasikan dan menemukan hal-hal baru;

(3) mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan (etis,estetis ekonomis, sosial, politis, religius, dan kultural);
(4) mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain.
·         Perkembangan Personal dan Social.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks.
Syamsu Yusuf:21-22 (2007)  menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pakar psikologi yang mengembangkan teori perkembangan personal dan sosial adalah Erik Erikson.sesuai dengan teori komprehensif tentang perlembangan social yang dikembangkannya, maka dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya setiap manusia menempuh langkah yang berlainan satu dengan yang lain. Dalam teorinya dia menyatakan bahwa manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan menyediakan segala hal yang di butuhkan oleh manusia, namun sesuai dengan minat, kemampuan dan latarbelakang kebudayaanya maka berkembang kelompok-keompok social yang beranekaragam. (sunarto : 135) Dia menyatakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melewati delapan tahap psikososial, yaitu:
1. Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1 tahun)
    Jika pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka akan timbul kepercayaan. Apabila diasuh dengan negatif atau diabaikan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan.
2. Tahap otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)
    Pada tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka akan menegaskan independensi dan menyadari kehendaknya sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka akan mengembangkan sikap malu dan ragu.
3. Tahap inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)
    Pada tahap ini anak akan mempunyai inisiatif apabila mengemban tanggung jawab. Anak akan merasa bersalah bila tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.
4. Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10 tahun)
    Saat imajinasi mereka berkembang, anak yang punya inisiatif akan bersemangat untuk belajar. Bahayanya, anak menjadi rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.
5. Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20 tahun)
    Pada tahap ini, apabila remaja diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi guna memahami identitasnya, remaja akan menemukan identitasnya. Bila tidak diberi kesempatan remaja akan mengalami kebingungan mengenai identitas dirinya.
6. Tahap intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)
    Pada tahap ini, setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain. Bila tidak, orang akan terisolasi secara sosial.
7. Tahap generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)
    Pada tahap ini orang dewasa akan membantu generasi muda untuk mengembangkan hidup yang berguna. Di sisi lain ada pula orang dewasa yang tidak melakukan apapun untuk membantu generasi muda.
8. Tahap integritas VS putus asa (60 tahun ke atas)
    Pada tahap ini orang tua akan merenungi kembali hidupnya. Apabila evaluasinya positif, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Apabila evaluasinya negatif, mereka akan putus asa.
Perkembangan sosial lebih diwarnai dengan dua aktivitas yang berlawanan yaitu otonomi dan keterikatan. Di sisi lain remaja dapat mengatur diri sendiri dan mencapai kebebasan (otonomi), di sisi lain remaja masih terikat hubungan dengan orang tua.
   
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial antara lain: (sunarto :131)
- keluarga       : Cara mendidik anak yang digunakan orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.
- sekolah        : Di sekolah, guru memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi anak.
- masyarakat  : Penerimaan dan penghargaan secara baik dari masyarakat terhadap diri anak mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra diri yang positif dan rasa percaya diri yang mantap.

·         Pengertian Perkembangan Kepribadian
Secara etimologis, kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari Bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Personal biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya, seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).
1.Fisik. Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.
2.Intelegensi. Tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Idividu yang intelegensinya tinggi atau normal biasa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar, sedangkan yang rendah biasanya sering mengalami hambatan atau kendala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3.Keluarga. Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan agamis, dalam arti orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif. Adapun anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orangtua bersikap keras terhadap anak atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama dalam keluarga, maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya.


 KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan.
Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .
Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan. Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.
Istilah perkembangan sendiri mulanya berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi . Oleh karena itu ada istilah lain yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut psikologi perkembangan yaitu: genetic psychology (psikologi genetik), kata ini berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan, untuk selanjutnya ada sebagian ahli yang menggunakan istilah Child Psychology (psikologi anak), hal ini disebabkan karena dalam kenyataan pembahasannya lebih banyak diperhatikan tentang perkembangan bayi, anak, dan remaja.
Reese dan Lipsitt (1970) meringkas berbagai usaha untuk membedakan psikologi perkembangan, psikologi anak, dan perkembangan anak. Mereka menggambarkan psikologi perkembangan sebagai studi tentang perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan perubahan umur manusia. Kemudian mereka menguraikan studi perkembangan tingkah laku selama masa kanak-kanak sebagai bagian dari psikologi perkembangan yang disebut sebagai psikologi anak .Konsep perkembangan sendiri dirumuskan oleh H. Werner (1957) sebagai berikut: “Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis yang mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan yang global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap” .
Suatu definisi yang relevan juga dikemukakan oleh Monks sebagai berikut: “Perkembangan psikologis merupakan proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud. Umur kalender di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan merupakan suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada”. Konsep perkembangan menurut pandangan islam juga disebutkan dalam ayat Al-Qur’an, sebagai salah satu contoh adalah firman Allah dalam QS.As-Sajdah ayat 9 yang artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”. Faktor perkembangan yang bersifat fisik digambarkan pada pendengaran dan penglihatan, sedangkan yang bersifat psikis ada pada hati manusia yang mana kedua faktor ini dipengaruhi kematangan biologis, dalam ayat disebutkan dengan diciptakannya tubuh yang sempurna, dan interaksi lingkungan yang mana ditiupkannya roh ciptaan-Nya dalam tubuh manusia dengan dibekali akal dan nafsu yang cenderung menyukai keindahan dunia.